Di pulau sumba dahulu
kala ada kisah tentang sepasang suami istri . Sang suami bernama Umbu Ndilu
Djara dan istrinya bernama Rambu Lingga Wandallu . Pasangan suami istri ini dikaruniai
dua orang putri yang masing-masing diberi nama Rambu Yaku Danga untuk yang
sulung dan Rambu Kahi Leba untuk si bungsu.
Namun malang tak dapat
di tolak , untung tak dapat di raih. Umbu Ndilu Djara meninggal semasa kedua
putrinya masih kecil.
Dan setelah kedua putri
itu mekar menjadi dewasa sang ibu dipanggil kembali oleh Penciptanya.Maka
tinggallah kedua putri itu sendirian. Mereka terpaksa harus membanting tulang
setiap hari demi kehidupan mereka sendiri.
Konon pada suatu waktu,
kelaparan menimpa pulau Sumba karena musim panas yang berkepanjangan,
persediaan makanan Rambu Yakku Danga dan Rambu Kahi Leba telah habis . Maka
setiap hari Rambu Yaku Ndanga turun ke laut mencari tanaman wuandia sebagai
bahan makanan.
Wuandia adalah sejenis
tumbuhan menjalar seperti ubi jalar. Wuandia adalah tumbuhan beracun yang dapat
dimakan apabila diolah dengan baik dan direbus berulang-ulang.
Setiap hari Rambu Yaku
Ndanga pergi mencari wuandia, sedangkan Rambu Kahi Leba tinggal dirumah untuk
mengolah dan memasak wuandia. Suatu hari, sementara Rambu Kahi Leba memasak
wundia datanglah seorang raksasa. Tentu saja Rambu Kahi Leba sangat takut dan
lari bersembunyi ke kamar kemudian raksasa itu pergi ke dapur dan memakan
wuandia itu dengan menelan periuknya sekaligus kejadian ini terulang hampir
setiap hari. Namun setiap kali Rambu Kahi Lebba melaporkan kejadian itu kepada
kakaknya, ia selalu menyambutnya dengan amarah yang hebat karena tidak percaya.
Sampai pada suatu hari kejadian itu terulang lagi,maka sore harinya ketika
Rambu Yaku Danga kembali, adiknya memberikan laporan yang sama. Mendengar
laporan itu, Rambu Yaku Danga sangat marah dan memukul adiknya sampai babak
belur.
Sejak peristiwa
pemukulan itu, Rambu Kahi Leba memutuskan untuk meninggalkan rumahnya itu. Ia
hendak menemui ayah dan ibunya yang berada di alam gaib, atau di ”dunia bawah”,
menurut kepercayaan orang Sumba.
Dari rumah, Rambu Kahi
Leba langsung menuju kubur kedua orang tuanya. Ia kemudian bersemedi di atas
kubur ibunya. Dia juga berdoa dan mengadukan nasibnya yang malang dan dengan
berpantung pada pantunnya yang terkahir, kubur ibunya terbuka. Lalu ibunya
segera bertanya, “mengapa engkau kemari” ?? Rambu Kahi Leba hanya dapat
menangis sambil mengadu semua perlakuan kakaknya kepada dirinya. Maka ayahnya
pun ikut menangis.
Setelah bercakap-cakap sebentar, ibunya
menyuruh Rambu Kahi Leba pergi mandi di sungai terdekat.
Sebelum pergi, ibunya
berpesan agar Rambu Kahi Leba memetik sebuah jeruk asam ditepi sungai itu. Ia
harus memilih buah jeruk yang tidak terlalu tua, tapi juga jangan terlalu muda,
jeruk itu supaya dibelah menjadi dua. Belahan atas disimpan di dalam sarung,
sedangkan belahan bawah dipakai untuk membersihkan badan. Menurut pesan itu
Rambu Kahi Leba pergi. Setelah jeruk itu dipetik ia kembali menunjukkan jeruk
itu kepada ibunya. Ibunya mengangukkan kepala tanda jeruk itu sangat baik.
Maka Rambu Kahi Leba turun
mandi ke sungai. Setelah mandi, pada saat ia hendak menggapai sarungnya untuk
berganti pakaian, ia sangat terkejut. Sebab belahan jeruk tadi telah berubah
menjadi seorang pemuda tampan. Dengan ketakutan Rambu Kahi Leba berlari
menyampaikan kejadian tersebut kepada ibunya.
Tetapi dengan tenang
ibunya menjawab, “jangan takut, sebab karena pemuda itulah engkau tiba
disini ! pemuda itu bernama Umbu Ndilu Djarriku ! ”Terimalah dia sebagai
suamimu !”
Rambu Kahi Leba hanya
tercengang bercampur gembira. Lalu ibunya berkata lagi, “panggillah Umbu Ndilu
Jariku kemari supaya kami memamah siri bersama !”
Tanpa membuang waktu ,Rambu
Kahi Leba pergi memanggil Umbu Ndilu Djarriku untuk menemui ibunya. Segera
setelah selesai memamah sirih ,ibu Rambu Kahi Leba berseru, ’’kalian berdua
harus segera kembali ke’bumi atas’ atau dunia ini dalam kepercayaan orang sumba
karena sekarang belum waktunya kalian berdua menetap disini !”
Mendengar seruan itu,
Rambu Kahi Leba dan Umbu Ndilu Djarriku segera bergegas dan kembali ke rumah .
Mereka membawa banyak harta kekayaan yang diberikan oleh orang tua Rambu Kahi
Leba. Setibanya di rumah,Rambu Yaku Danga menyambut keduanya dengan gembira. Adiknya
menceritakan pengalamannya kepada kakaknya. Rambu Yaku Danga memohon hal yang
sama.
Beberapa hari kemudian Rambu
Yaku Danga pergi ke kubur ibunya. Ia lalu bersemedi dan berdoa seperti cerita
adiknya. Tak berapa lama kemudian, batu kubur itu terbuka. Ibu dan Bapaknya
segera menyambut Rambu Yaku Danga dengan gembira. Rambu Yaku Danga terus
menyampaikan permohonan kepada ibunya.
Setelah itu ibunya
menyuruh Rambu Yaku Danga pergi mandi ke sungai dengan pesan yang sama seperti
kepada adiknya terdahulu. Dengan langkah gontai Rambu Yaku Danga turun ke sungai
untuk mandi. Tetapi sebelum terjun ke sungai ia memetik buah jeruk sesuai
dengan pesan ibunya. Diatas pohon jeruk itu, terdapat banyak sekali buah jeruk.
Ada beberapa buah jeruk yang telah masak, dengan warna kulit yang kuning dan
sangat menarik. Buah masak yang warna kuning itu lalu dipetik. Kemudian dibelah
dua. Belahan atas disimpan dalam sarungnya dan belahan bawah dipakai untuk
mandi.
Segera setelah mandi,
pada saat ia hendak berganti sarung, tiba-tiba keluarlah seorang lelaki tua
yang sudah beruban rambutnya. Betapa terkejutnya Rambu Yaku Danga lalu segera
berlari mengadukan hal ini kepada ibunya. Akan tetapi dangan tenang ibunya
berkata, “jangan tanya apa-apa lagi kepadaku; “panggilah orang itu karena
dialah suamimu! Nama orang itu Umbu Mada Mundi”.
Rambu Yaku Danga dengan
tegas menolak orang itu sebagai suaminya. Bahkan ia mengomeli ibunya dengan
berkata, “Mengapa untuk Rambu Kahi Leba itu memberikan suami yang muda dan tampan,
tetapi padaku……?”
Tetapi dengan cepat
ibunya menegaskan , “percuma kau bersoal jawab denganku. Sebab orang tua itu
pilihanmu sendiri. Bukankah sudah kukatakan, petiklah buah jeruk yang tidak
terlalu muda ? menapa engkau melanggar pesan ibu dan memetik buah jeruk yang
tua? oleh karena itu jemputlah Umbu Mada Mundi dan segeralah kembali ke ‘bumi
atas’ sebab belum waktunya engkau menetap disini !”
Setelah itu Rambu Yaku
Danga bergegas menjemput Umbu Mada Mundi dan kembali ke ‘bumi atas’. Namun
dalam perjalanan kembali, diam-diam Rambu Yaku Danga membunuh suaminya yang tua
itu. Lalu ia melanjutkan perjalanannya sendirian ke rumah. Tetapi ditengah
jalan Rambu Yaku Danga diterkam oleh binatang buas dan dicabik-cabik. Dua hari
kemudian berita kematian Rambu Yaku Danga tiba pada adiknya Rambu Kahi Leba dan
suaminya.atas inisiatif Umbu Ndilu Djarriku, mayat Rambu Yaku Danga diangkat
dan kemudian dikuburkan dengan upacara adat orang Sumba. Kini tinggallah Umbu
Ndilu Djarriku dengan istrinya Rambu Kahi Leba dirumahnya. Mereka hidup rukun
dan bahagia.
Inilah kisah hidup dua gadis yang bersaudara tapi
nasib mereka berbeda. Yang setia dan taat selalu bernasib untung. Sebaliknya
yang jahat dan tidak taat selalu bernasib malang.
Merkur Futur 704001 - DECCASINO.COM
ReplyDeleteThe 샌즈카지노 Merkur Futur is an adjustable razor that is more suitable 메리트 카지노 for non-friction shaving. It is kadangpintar adjustable from a standard head, and includes an adjustable Rating: 4.4 · 1 review · €2.39 to €35.00