Sunday 15 June 2014

UMBU NDILU DJARRIKU


Di pulau sumba dahulu kala ada kisah tentang sepasang suami istri . Sang suami bernama Umbu Ndilu Djara dan istrinya bernama Rambu Lingga Wandallu . Pasangan suami istri ini dikaruniai dua orang putri yang masing-masing diberi nama Rambu Yaku Danga untuk yang sulung dan Rambu Kahi Leba untuk si bungsu.
Namun malang tak dapat di tolak , untung tak dapat di raih. Umbu Ndilu Djara meninggal semasa kedua putrinya masih kecil.
Dan setelah kedua putri itu mekar menjadi dewasa sang ibu dipanggil kembali oleh Penciptanya.Maka tinggallah kedua putri itu sendirian. Mereka terpaksa harus membanting tulang setiap hari demi kehidupan mereka sendiri.
Konon pada suatu waktu, kelaparan menimpa pulau Sumba karena musim panas yang berkepanjangan, persediaan makanan Rambu Yakku Danga dan Rambu Kahi Leba telah habis . Maka setiap hari Rambu Yaku Ndanga turun ke laut mencari tanaman wuandia sebagai bahan makanan.
Wuandia adalah sejenis tumbuhan menjalar seperti ubi jalar. Wuandia adalah tumbuhan beracun yang dapat dimakan apabila diolah dengan baik dan direbus berulang-ulang.
Setiap hari Rambu Yaku Ndanga pergi mencari wuandia, sedangkan Rambu Kahi Leba tinggal dirumah untuk mengolah dan memasak wuandia. Suatu hari, sementara Rambu Kahi Leba memasak wundia datanglah seorang raksasa. Tentu saja Rambu Kahi Leba sangat takut dan lari bersembunyi ke kamar kemudian raksasa itu pergi ke dapur dan memakan wuandia itu dengan menelan periuknya sekaligus kejadian ini terulang hampir setiap hari. Namun setiap kali Rambu Kahi Lebba melaporkan kejadian itu kepada kakaknya, ia selalu menyambutnya dengan amarah yang hebat karena tidak percaya. Sampai pada suatu hari kejadian itu terulang lagi,maka sore harinya ketika Rambu Yaku Danga kembali, adiknya memberikan laporan yang sama. Mendengar laporan itu, Rambu Yaku Danga sangat marah dan memukul adiknya sampai babak belur.
Sejak peristiwa pemukulan itu, Rambu Kahi Leba memutuskan untuk meninggalkan rumahnya itu. Ia hendak menemui ayah dan ibunya yang berada di alam gaib, atau di ”dunia bawah”, menurut kepercayaan orang Sumba.
Dari rumah, Rambu Kahi Leba langsung menuju kubur kedua orang tuanya. Ia kemudian bersemedi di atas kubur ibunya. Dia juga berdoa dan mengadukan nasibnya yang malang dan dengan berpantung pada pantunnya yang terkahir, kubur ibunya terbuka. Lalu ibunya segera bertanya, “mengapa engkau kemari” ?? Rambu Kahi Leba hanya dapat menangis sambil mengadu semua perlakuan kakaknya kepada dirinya. Maka ayahnya pun ikut menangis.
 Setelah bercakap-cakap sebentar, ibunya menyuruh Rambu Kahi Leba pergi mandi di sungai terdekat.
Sebelum pergi, ibunya berpesan agar Rambu Kahi Leba memetik sebuah jeruk asam ditepi sungai itu. Ia harus memilih buah jeruk yang tidak terlalu tua, tapi juga jangan terlalu muda, jeruk itu supaya dibelah menjadi dua. Belahan atas disimpan di dalam sarung, sedangkan belahan bawah dipakai untuk membersihkan badan. Menurut pesan itu Rambu Kahi Leba pergi. Setelah jeruk itu dipetik ia kembali menunjukkan jeruk itu kepada ibunya. Ibunya mengangukkan kepala tanda jeruk itu sangat baik.
Maka Rambu Kahi Leba turun mandi ke sungai. Setelah mandi, pada saat ia hendak menggapai sarungnya untuk berganti pakaian, ia sangat terkejut. Sebab belahan jeruk tadi telah berubah menjadi seorang pemuda tampan. Dengan ketakutan Rambu Kahi Leba berlari menyampaikan kejadian tersebut kepada ibunya.
Tetapi  dengan tenang  ibunya menjawab, “jangan takut, sebab karena pemuda itulah engkau tiba disini ! pemuda itu bernama Umbu Ndilu Djarriku ! ”Terimalah dia sebagai suamimu !”
Rambu Kahi Leba hanya tercengang bercampur gembira. Lalu ibunya berkata lagi, “panggillah Umbu Ndilu Jariku kemari supaya kami memamah siri bersama !”
Tanpa membuang waktu ,Rambu Kahi Leba pergi memanggil Umbu Ndilu Djarriku untuk menemui ibunya. Segera setelah selesai memamah sirih ,ibu Rambu Kahi Leba berseru, ’’kalian berdua harus segera kembali ke’bumi atas’ atau dunia ini dalam kepercayaan orang sumba karena sekarang belum waktunya kalian berdua menetap disini !”
Mendengar seruan itu, Rambu Kahi Leba dan Umbu Ndilu Djarriku segera bergegas dan kembali ke rumah . Mereka membawa banyak harta kekayaan yang diberikan oleh orang tua Rambu Kahi Leba. Setibanya di rumah,Rambu Yaku Danga menyambut keduanya dengan gembira. Adiknya menceritakan pengalamannya kepada kakaknya. Rambu Yaku Danga memohon hal yang sama.
Beberapa hari kemudian Rambu Yaku Danga pergi ke kubur ibunya. Ia lalu bersemedi dan berdoa seperti cerita adiknya. Tak berapa lama kemudian, batu kubur itu terbuka. Ibu dan Bapaknya segera menyambut Rambu Yaku Danga dengan gembira. Rambu Yaku Danga terus menyampaikan permohonan kepada ibunya.
Setelah itu ibunya menyuruh Rambu Yaku Danga pergi mandi ke sungai dengan pesan yang sama seperti kepada adiknya terdahulu. Dengan langkah gontai Rambu Yaku Danga turun ke sungai untuk mandi. Tetapi sebelum terjun ke sungai ia memetik buah jeruk sesuai dengan pesan ibunya. Diatas pohon jeruk itu, terdapat banyak sekali buah jeruk. Ada beberapa buah jeruk yang telah masak, dengan warna kulit yang kuning dan sangat menarik. Buah masak yang warna kuning itu lalu dipetik. Kemudian dibelah dua. Belahan atas disimpan dalam sarungnya dan belahan bawah dipakai untuk mandi.
Segera setelah mandi, pada saat ia hendak berganti sarung, tiba-tiba keluarlah seorang lelaki tua yang sudah beruban rambutnya. Betapa terkejutnya Rambu Yaku Danga lalu segera berlari mengadukan hal ini kepada ibunya. Akan tetapi dangan tenang ibunya berkata, “jangan tanya apa-apa lagi kepadaku; “panggilah orang itu karena dialah suamimu! Nama orang itu Umbu Mada Mundi”.
Rambu Yaku Danga dengan tegas menolak orang itu sebagai suaminya. Bahkan ia mengomeli ibunya dengan berkata, “Mengapa untuk Rambu Kahi Leba itu memberikan suami yang muda dan tampan, tetapi padaku……?”
Tetapi dengan cepat ibunya menegaskan , “percuma kau bersoal jawab denganku. Sebab orang tua itu pilihanmu sendiri. Bukankah sudah kukatakan, petiklah buah jeruk yang tidak terlalu muda ? menapa engkau melanggar pesan ibu dan memetik buah jeruk yang tua? oleh karena itu jemputlah Umbu Mada Mundi dan segeralah kembali ke ‘bumi atas’ sebab belum waktunya engkau menetap disini !”
Setelah itu Rambu Yaku Danga bergegas menjemput Umbu Mada Mundi dan kembali ke ‘bumi atas’. Namun dalam perjalanan kembali, diam-diam Rambu Yaku Danga membunuh suaminya yang tua itu. Lalu ia melanjutkan perjalanannya sendirian ke rumah. Tetapi ditengah jalan Rambu Yaku Danga diterkam oleh binatang buas dan dicabik-cabik. Dua hari kemudian berita kematian Rambu Yaku Danga tiba pada adiknya Rambu Kahi Leba dan suaminya.atas inisiatif Umbu Ndilu Djarriku, mayat Rambu Yaku Danga diangkat dan kemudian dikuburkan dengan upacara adat orang Sumba. Kini tinggallah Umbu Ndilu Djarriku dengan istrinya Rambu Kahi Leba dirumahnya. Mereka hidup rukun dan bahagia.

Inilah kisah hidup dua gadis yang bersaudara tapi nasib mereka berbeda. Yang setia dan taat selalu bernasib untung. Sebaliknya yang jahat dan tidak taat selalu bernasib malang.

1 comment:

  1. Merkur Futur 704001 - DECCASINO.COM
    The 샌즈카지노 Merkur Futur is an adjustable razor that is more suitable 메리트 카지노 for non-friction shaving. It is kadangpintar adjustable from a standard head, and includes an adjustable  Rating: 4.4 · ‎1 review · ‎€2.39 to €35.00

    ReplyDelete